Kamis, 27 April 2023

JIKA AKU ANJING

 #periHbahasa

 

Oleh @Hamidin Krazan 


1. Anjing menggonggong sebab tak dapat bicara. Siapapun yang bisa bicara janganlah menggonggong. Tapi ada saja, makhluk yang pandai bicara, ternyata kerjaannya menggonggong. Demi keamanan harta sang tuan dan aman dirinyakah? Atau memang diupah agar selalu menggonggong? Sekalipun pandai bicara, piawai merangkai kata-kata, frasa dan kalimat sempurna. Namun, isinya gonggongan belaka?

2. Anjing menggonggong sebab tak bisa menulis kata-kata. Jika ada anjing pandai menulis kata-kata, dalam rangkaian kata-kata si anjing itu, berisi susunan kalimat memiliki makna. Jikalau makna kalimat penuh pesan dan memberi pencerahan pikiran. Maka kita sebagai manusia bijak,  disarankan agar dengan senang hati memetik makna  kalimat itu dari mulut  si anjing. 

3. Anjing menggonggong sebab hanya bisanya menggonggong. Sekalipun ia anjing pintar, dalam waktu singkat pelatih bisa mengubah nalurinya menjadi pandai menulis dan bicara. 

Diharapkan dari mulutnya akan keluar kata-kata, nada bicara, atau mengeja kode-kode melalui gonggongan menjadi suara  semacam 'sandi morse' sehingga setelah dirangkai berupa kata-kata atau kalimat berisi pesan. Namun sayang, harapan itu sia-sia. Sebab ternyata sekalipun bisa bicara, bisa menyampikan pesan, dan bisa merangkai kata-kata. Ternyata hanya sebutan identitas diri dan gonggongan belaka.

4. Sejelek-jelek salakan atau gonggongan anjing, masih lebih baik bagi kemanfaatan siskamling, alih-alih mewujudkan rasa aman bagi manusia. Tetapi sepandai-pandainya manusia, jika dari tulisan, gambar, foto, bahasa non verbal dan ucapannya berupa gonggongan? Pasti bikin tidak nyaman, tidak aman, tidak yes bagi manusia di sekitarnya. Jika ditulis di-share di media sosial dan lainnya justeru bikin keruh pikiran para pembacanya. Alih-alih melahirkan 'anjing dari otak dan jiwa' kemudian saling menyalak bahkan bisa KERAH (jawa: adu mulut berebut sesuatu).

5. Jika aku anjing? Aku ingin menjadi anjing pengawal ketujuh pemuda yang taat beribadah: Ashabul Kahfi.

"Menurut Kisah-kisah dalam Al-Qur'an dari Syeikh Hamid Ahmat Ath Thahir Al Basyuni, anjing itu bernama Qathmair. Anjing itu kemudian turut mengikuti mereka bahkan hingga bersembunyi di gua.

Di gua tersebut, para pemuda dalam kisah Ashabul Kahfi bisa bebas beribadah kepada Allah sekaligus memohon perlindungan agar terhindar dari kejaran tentara Raja Daqyanus. Sementara, anjing itu bertugas menjaga para pemuda itu di luar gua.

#anjing tetapi menjaga ibadah para pemuda dari penguasa penindas hamba yang salih. Bukan anjing yang membuat suasana ibadah/ kemerdekaan beribadah terjajah kekhusukan dan tercabik keikhlasannya.  Wallahu'alam


Pekuncen, 26-27 April 2023 (baca: hari bersabar membaca medsos) 

.

Kamis, 10 Desember 2020

GILA VIRAL

Hamidin Krazan

Sharing ilmu tentang Media Massa Dulu dan Terkini bersama pemateri dari Majlis Pustaka PDM Bamyumas, juga Rektor IT Telkom Purwokerto, Dr. Ali Rokhman, M.Si dan  sharing ilmu Radio, Televisi dan Vidio/Film (RTV) bersama Mas Ria Sakti Unggul dari Banyumas tv (BMStv).

Radio salah satu media komunikasi yang sudah ditinggalkan banyak orang, namun keberadaannya masih dibutuhkan, kata mantan penyiar tahun 90-an juga salah seorang yang membidani lahirnya Banyumas_Tv. Dalam berbagi ilmu tentang RTV, Mas Unggul mengawali dengan hal mendasar mengenai fungsi media secara umum di hadapan Tim Media Informasi & Teknologi Ponpes Modern Zamzam, pada Sabtu (05/Des/2020) di Pondok putra Cilongok, Banyumas. 

Materi ini mengingatkan saya pada mata kuliah Ilmu Jurnalistik Dasar di masa kuliah jaman Orba. Satu hal yang menarik, jaman Orba hanya wartawanlah yang punya (tugas/lisensi ) mengolah hingga menyiarkan berita. Persyaratan berita pun ketat dengan aturannya. 

Nah, sekarang? Zaman berubah seiring canggihnya teknologi komunikasi dengan  lahirnya produk seperti smartphone. Kalau dulu ada pomeo 'bisa karena biasa' sekarang jadi 'bisa karena ada.  Semua orang yang punya alat komunikasi canggih niscaya bisa melakukan banyak hal, termasuk mengunggah "berita" di media sosial. Berita dalam tanda kutip, maksudnya  konten seolah seperti berita, tetapi sebenarnya belum memenuhi persyaratan yang seharusnya. Isi laporan bersifat parsial yang belum memenuhi unsur berita tetapi dibagikan melalui wadah berita. Seperti, ketika seorang tengah melitas di jalan alternatif dari Patikraja ke Kota Banyumas lama, di tengah perjalanan air sungai Serayu meluap sampai menyebrang jalan lantas dengan hape androidnya ia merekam kondisi jalan yang sudah terimbas banjir. Konten rekaman kejadian itu fakta yang memang jadi materi berita, tetapi  karena asal share ke publik tanpa memenuhi unsur sebuah berita, sehingga hal itu berpotensi meresahkan, karena tidak melengkapinya dengan penjelasan kapan, dimana dan bagaimananya. Termasuk ketika air sungai Serayu meluap tampak ada sesuatu benda besar warna hitam hanyut di sekitar Bendung Gerak Serayu, lantas si perekam situasi itu dengan entengnya menyebutkan, 'Lur, tanggul bendungane njebol kegawabanjir,'" (Saudara, tanggul bendungan jebol terbawa arus). 

Coba pikir, betapa ucapan ngawur tanpa cek dan recek itu dengan mudahnya beredar di medsos. Di kemudian hari diketahui bahwa benda persegi besar yang mengapung itu bukan bongkahan tanggul, tetapi material cetakan untuk membuat dermaga pinggir sungai yang tengah si bangun lalu karena pertimbangan keselamatan umum lantas sengaja dibiarkan terbawa arus besar. 

Hal itu tidak akan dilakukan jika pengunggah adalah seorang jurnalis. Artinya? Sekarang semua orang bisa membagikan kabar tetapi ia tidak peduli dengan unsur dan dampak pekabaran. Bahkan, tidak sedikit orang yang bangga dengan segala hal unggahan kejadian alih-alih Asal Dirinya Bisa Tenar dengan langkah instan, alias GILA VIRAL. (Catatan,  05122020)

Selasa, 03 September 2019

PROGRAM DAUROH TAHFIZH 2 BULAN PPM ZAMZAM MUHAMMADIYAH CILONGOK



PPM ZAMZAM- Al Qur’an, kitab dan kalam Allah yang mulia. Dengan mempelajari, mengamalkan serta mengajarkannya, niscaya Allah memberikan kebaikan, keutamaan, dan penjagaan kepada pelakunya. Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa Sallam menjelaskan dalam hadits, yang artinya: “Sebaik-baik kalian yang mempelajari Al Qur’an dan yang mengajarkannya.” (HR. Bukhori 5027).
“Semoga hadits tersebut bisa mencambuk kita untuk semakin dekat dengan Al Qu’an dan Alloh –‘Azza wa Jalla-, amiin,” kata Direktur PPM Zamzam, Ustadz Arif Fauzi, S.Pd.I, Lc. melalui pesan WAG wali santri terkait informasi pelaksanaan Program Dauroh Tahfidz 2 Bulan Ponpes Modern Zamzam Muhammadiyah Cilongok. Lebih rinci, Ustadz Arif menjelaskan, Program Dauroh dilaksanakan mulai Ahad-Kamis (1 September s.d 31 Oktober 2019), bertempat di rumah/ villa Tahfizh milik Bapak Haji Casiwan, beralamat di Jl. Raya Karanglo- Kalisari, Desa Karanglo, Cilongok, Banyumas. Kegiatan dibuka secara langsung oleh Ketua Badan Pembina Pesantren, Bapak Haji Casiwan dan dihadiri jajaran Pimpinan Pesantren.

Dijelaskan Ustadz Arif, bahwa kiprah nyata untuk ikut mempercepat, memperbanyak dan mencetak generasi Al Qur’an, maka Pondok Pesantren Modern Zamzam Muhammadiyah Cilongok, Banyumas –dengan memohon pertolongan dari Allah—berupaya dengan melakukan langkah-langkah strategis yaitu mengadakan program dauroh tahfizh 2 bulan. “Target Ponpes Modern Zamzam Muhammadiyah melalui Program Dauroh Tahfizh 2 Bulan adalah mengantarkan 40 hafizh/ah dan 2 di antaranya memiliki Sanad di setiap tahunnya,” papar Ustadz Arif.
Wakil Direktur Ri’ayah sekaligus Penanggungjawab Program Dauroh Tahfizh 2 Bulan, KH. Wahyudi Al Hafizh mengatakan bahwa setelah melakukan seleksi yang ketat dari santri Ponpes Modern Zamzam Muhammadiyah, maka terpilihlah 16 santri Putra yang sekarang belajar di tingkat SMA ikut dalam program ini.
“Saya sangat berterima kasih kepada Bapak haji Casiwan selaku Badan Pembina Pesantren, sekaligus PC Muhammadiyah Cilongok yang ikut mendukung dan menyediakan sarana dan prasarana demi berjalannya Program Dauroh Tahfizh 2 Bulan. Semoga Allah memberikan pahala kebaikan kepadanya, amiin. Terlebih pelaksanaan tahfizh ini tepat  di  tanggal 1 Muharram 1441 H. Semoga menjadi awal kebaikan di tahun baru Islam ini,” papar KH. Wahyudi Al Hafizh.
Dalam sambutannya, Bapak Haji Casiwan menyampaikan ungkapan syukurnya atas tekad kuat dan semangat para santri terpilih di program ini. “Saya sangat bangga dan senang kepada antum (para santri, red). yang benar-benar memiliki semangat dan tekad kuat untuk menjadi hafizh Al Qur’an dan saya berharap menjadi salah satu dari “orang tua” yang mendapatkan mahkota, karena telah mengantarkan santri menjadi hafizh/ah. Dan saya berharap kalian menjadi orang-orang yang bermanfaat bagi ummat Islam, baik melalui ilmu atau pun Al Qur’an  di dalam dada kalian,” panjat Pak Haji.
Jadwal kegiatan harian program ini dimulai dari pukul 03.00 dini hari s.d pukul 22.00 WIB, dan didampingi para Muhafizh muda  yang profesional dan berpengalaman. Kegiatan ini merupakan program besar yang harus dijalankan dengan penuh kesungguhan, kompetitif dan ikhlas. Sebagaimana pesan dan harapan Direktur Ponpoes Zamzam, Ustadz Arif ketika menyampaikan sambutannya.
“ Tahun Akademik 2019-2020 adalah tahun Implementasi dan Penajaman Program, kalian harus selalu berkompetisi dalam kebaikan dan menjadi yang terdepan dalam setiap kemajuan. Ummat sudah menunggu kalian. Program tahfizh ini adalah program besar. Kesungguhan, kesabaran, keikhlasan karena Allah menjadi harga mati. Jaga niat karena Allah agar keletihan dan usaha yang dilakukan tidak sia-sia hasilnya. Bersandarlah kepada Allah, karena Dia lah yang berkuasa menghimpunkan Al Qur’an di dalam dada dan hati kalian,” doktrin Ustadz Arif meyakinkan para calon hafizh. *              

Selasa, 27 Agustus 2019

Program Multazamah Ponpes Modern Zamzam

PPM Zamzam- Kepala Bagian Lughoh PPM Zamzam tengah melakukan program pengayaan di bidang penguasaan dalam berkomunikasi dengan bahasa asing, khususnya bahasa Arab. "Baik komunikasi dalam bahasa tulis dan lisan.  Yang disajikan dengan cara khusus melalui Program Mulazamah," kata Ustaz Pandi Yusron Lc.


Mengawali penjelasannya.
Program ini, lanjutnya diberikan khusus kepada 50 santri kelas XIl. Dari jumlah itu santri dibagi menjadi lima kelompok, dengan masing-masing kelompok dibina oleh seorang ustaz. "Pada tahun yang lalu, dari jumlah santri juga dibagi menjadi lima kelompok, tetapi hanya diajar oleh satu ustaz, itu bedanya," jelas Ustad Pandi membandingkan. Adapun materinya meliputi: Nahwu, Shorof, Hiwar, Qiroatul Kitab dan Insya. Adapun jadwal yang sudah ditetapkan dalam sepekan tiga kali pertemuan: Rabu dengan materi Insya dan Hiwari sedangkan Kamis dan Jum'at, materi  Qiroatul Kitab dan Hiwari.
Tujuannya, lanjut Ustaz Pandi, menyiapkan santri yang memiliki kemampuan menulis karangan sekaligus menguasai percakapan dengan Bahasa Arab. "Misal santri diberi tugas menyusun makalah tentang topik yang ditentukan, lantas mampu juga mempresentasikannya dengan pengantar bahasa Arab juga. Jadi, baik dalam proses pembelajaran, ustaz menyapaikan dengan bahasa Arab, sebaliknya santri dalam bertanya atau mengemukakan pendapat juga berbahasa Arab," papar ustaz yang juga Wadir Tarbiyah PPM Zamzam secara rinci.
Ditambahkan, untuk bahan materi Qiroatul Kitab yaitu kitab Ad Dakwah ilalloh wa Akhlaqud Da'iyah karya Syaikh Abdul Azis bin Abdullah bin Baz.
Sedangkan untuk semester dua, santri fokus untuk mengerjakan soal-soal Tryout yang telah dipersiapkan, senyampang untuk uji kemampuan dan sukses seleksi masuk di perguruan tinggi di Timur Tengah. (H)